BONDOWOSO- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso, Jawa timur kembali bentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) di 8 Desa. Pembentukan itu dilakukan agar masyarakat dapat mengantisipasi dan mengatasi bencana. Karena, sebagian besar wilayah Kabupaten Bondowoso ini rawan akan terjadinya bencana. "Destana kita bentuk sebagai bagian dari fungsi ketahanan masyarakat dalam menanggulangi bencana, baik itu pra bencana, saat bencana maupun saat tanggap darurat," urai kepala bidang kesiapsiagaan BPBD saat dikonfirmasi usai membuka Pembentukan Destana di Desa Grujugan Kidul, Rabu (10/10/2018). Sebelumnya, kata Winarto Destana di kabupaten Bondowoso sudah terbentuk sebanyak 35 desa tangguh bencana sehingga untuk tahun 2018 saat ini ada penambahan Destana sebanyak 8 desa. "Kalau untuk tahun-tahun sebelumnya sebanyak 35 desa kita sudah resmikan sebagai Destana, dan untuk tahun ini kita bentuk lagi 8 desa," paparnya. Menurutnya, pembentukan Destana dinilai dapat mengurangi angka korban kematian ataupun kerugian materil yang diakibatkan saat terjadinya bencana. Meski begitu, lanjut ia, ilmu pengetahuan tentang bencana sangatlah berperan untuk keselamatan korban yang terdampak bencana. "Yang terpenting adalah kesiapsiagaan dan kewaspadaan dengan memperdalam pengetahuan kita tentang bencana sehingga masyarakat mempunyai ketahanan terhadap bencana," tukasnya. Sekedar diketahui, pembentukan Desa Tangguh Bencana untuk tahun 2018 di 8 diawali dari Desa Maesan Kecamatan Maesan, Desa Gambangan, Desa Sumber Kemuning Kecamatan Tamanan, Desa Tamanan, Desa Pucanganom, desa Alasumur Kecamatan Pujer, Desa Grujugan Kidul Kecamatan Grujugan, dan yang terkahir Desa Jebung Kidul Kecamatan Tlogosari. Acara pembentukan Destana ditandai dengan penyerahan alat komunikasi kepada kepala desa masing-masing.