Berbeda dengan PA 212 yang Tolak Konser Coldplay di Indonesia, Ketua MUI Cholil Nafis Justru Beri Toleransi

- Kamis, 18 Mei 2023 | 12:30 WIB
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) K.H. Muhammad Cholil Nafis  (FOTO ANTARA/HO-MUI)
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) K.H. Muhammad Cholil Nafis (FOTO ANTARA/HO-MUI)

Bharata.co.id - Pernyataan yang mengecam PA 212 terhadap kedatangan grup musik Inggris, Coldplay, untuk tampil di Jakarta telah menciptakan kontroversi.

Sebagai informasi, Novel Bamukmin, Wakil Sekretaris Jenderal PA 212, telah secara tegas menyuarakan penolakannya terhadap konser Coldplay di Jakarta karena dianggap memiliki dukungan terhadap LGBT.

Muhammad Cholil Nafis, Ketua Bidang Dakwah & Ukhwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, berpendapat bahwa tindakan Novel Bamukmin tersebut adalah hal yang sah untuk dilakukan.

Baca Juga: Tuding Coldplay Dukung Atheisme dan LGBT, PA 212 Tolak Kedatangan Grup Musik Legendaris Asal Inggris

"Itu langkah preventif ya, Bang Novel Bamukmin ini sangat tidak yakin kalo nanti melepaskan kebiasaan Coldplay itu untuk mengibarkan bendera LGBT," ujarnya.

"Itu sah-sah saja sebagai warga melihat penampilannya yang mengkawatirkan sehingga menjadi kampanye, sehingga banyak anak muda Indonesia menanggap itu yang legal," lanjutnya.

Namun, Cholil menyoroti pentingnya memperhatikan poin-poin terkait polemik yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Geger! Beredar Kabar Habib Bahar bin Smith Ditembak OTK, Kepolisian Konfirmasi Kebenaran dan Ungkapkan Hal Ini

Ia menegaskan bahwa LGBT tidak dapat diterima.

"Pertama berkenaan dengan LGBT, bagi kami LGBT tidak ada tawar menawar, sesuatu yang tidak normal, sesuatu yang berkelainan, karena itu cara kita menyayangi secara kemanusiaan pada mereka adalah mengobati mereka," pungkasnya.

Tetapi, Cholil juga menyatakan bahwa pihaknya akan mentoleransi konser yang akan berlangsung.

Baca Juga: Ngeri, Detik-detik Mobil Avanza Tertabrak Kereta hingga Terpental Sejauh 15 Meter, Ini Pelajaran Pentingnya

Ia berpandangan bahwa selera musik setiap orang berbeda dan merupakan bagian dari hobi.

"Yang kedua berkenaan dengan konsernya, bagi kita tentunya mentoleransi, ada orang seneng musik rock, ada juga model dangdut, ada juga model sholawatan dan gambus dst, dan itu adalah bagian dari hobi dan kesukaan," kata Cholil.

"Saya termasuk tidak suka musik begitu, tapi saya mentolerir orang untuk menontonnya. Jadi kalau ada pandangan sebagian orang yang menganggap musik itu haram, bagi kami musik tidak haram," jelasnya lebih lanjut.

Halaman:

Editor: Retno Mega

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X